***************************************************************************************************
Photobucket
Tak ada yang lebih layak bagi persembahan seorang hamba pada sang Khaliq, kecuali perasaan syukur yang di aplikasikan dengan tindak tanduk yang mengandung keimanan,ketaqwaan dan rasa cinta yang mendalam kepada NYA.Shalawat dan salam semoga tetap tersanjungkan kepada junjungan kita nabi Muhamad Saw, sebagai uswatun hasanah yang paling utama dalam hal taqwa dan penunjuk jalan menuju arah ma'rifatullah

Blog ioni saya hadirkan kehadapan pembaca, seri dialog penyejuk hati bertajuk " Dialog Ma'rifat "

Iman

01.11 Edit This 0 Comments »

Jika kita berbicara Tentang Iman, tentu Porosnya adalah “HATI”. Karena Iman itu adalah urusan Hati, persoalan Hati dan apa saja yang berkaitan dengan Hati.

Siapa sih… yang tidak mengetahui apa itu “IMAN”, dari yang awam sampai kepada yang paham mengatakan bahwa IMAN itu artinya “PERCAYA”.

Alhamdulillah………………….. ternyata banyak yang mengetahui apa itu iman!

Tetapi yang perlu disadari adalah sudah benarkah Iman kita ?

Sudah sesuai kah Iman yang kita katakan dengan Kenyataan?

Apabila Iman hanya sebatas di bibir saja, berrarti itu hanya TEORI..!!!!

Iman itu urusan Hati, berarti perasaan Hati yang berperan. Apa yang dirasakan…, ya sesuatu yang di Percayainya. Jika dikatakan ber Iman Kepada Allah, Sudahkah merasakan dan berjumpa Allah….???

Jika dikatakan ber Iman kepada Malaikat, sudahkah merasakan dan bertemu dengan Malaikat…???

Jika dikatakan ber Iman kepada Kitab, sudahkah Makna yang terkandung dalam kitab dirasakan manis lezatnya…??

Jika dikatakan ber Iman kepada Rosulullah sudahkah berasa dan bertemu dengan Beliau…???

Setinggi Apapun Ilmu yang dituntut, Selama waktu berapapun belajar, sebesar apapun penutup kepala, jika tidak bisa merasakan dan bertemu dengan yang di Imani maka belumlah dikatakan ber IMAN.

Bagaimana mungkin mempercayai sesuatu sedangkan ia tidak melihat kepada sesuatu itu?

Bagaimana mungkin dikatakan benar percaya akan Allah dan RosulNya tapi dalam kenyataannya tidak melihat dan bertemu dengan Allah dan RosulNya.

Jika tidak melihat dan bertemu maka Batallah Musyahadahnya (Kesaksiannya). Sehari semalam 5 waktu Sholat dan 9 kali bersyahadat, tetapia tidak melihat dan bertemu dengan yang di SYAHADATKAN..!! Maka bagaimanakah demikian…!!!!!

Beruntunglah mereka-mereka yang Sholat dan tidak lalai karena selalu ingat, bisa ingat karena Kenal dengan yang di Ingat.

Dan Celakalah mereka-mereka yang Sholat yang di dalam Sholat itu ia lalai karena tidak bisa mengingat Allah, tidak bisa ingat karena tidak mengenal Allah, yang di kenal hanyalah NamaNya saja belum lagi mengenal kepada yang punya nama ALLAH.

Wallahu a’lam………………………

0 komentar:

Posting Komentar